JIMBARAN | MABES TNI POLRI– Pada ajang _Bali Ocean Days_ yang digelar di Jimbaran, Bali, TNI Angkatan Darat menampilkan inovasi unggulannya dalam menangani permasalahan sampah di perairan, yaitu perahu ponton penyapu sampah. Alat ini dirancang untuk membersihkan sungai dan danau dari sampah serta eceng gondok yang kerap menghambat aliran air dan mengancam ekosistem.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, S.E., M.M., dalam acara tersebut, Jumat (7/2/2025), mengungkapkan bahwa perahu ponton ini merupakan gagasan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc., yang prihatin terhadap kondisi perairan di Indonesia. “Bapak Kasad menginginkan solusi nyata untuk membersihkan sungai dan danau dari sampah serta eceng gondok yang semakin mengancam ekosistem air dan menghambat aktivitas masyarakat. Dari situ, lahirlah inovasi perahu ponton ini,” ungkap Brigjen Wahyu.

Ponton ini dikembangkan oleh Bengkel Pusat Peralatan (Bengpuspal) Pusat Peralatan Angkatan Darat (Puspalad) dan telah terbukti efektif mengatasi sampah di perairan Indonesia. Saat ini, ponton serupa telah dioperasikan di Danau Toba, Danau Tondano, dan Sungai Ciliwung, dengan hasil yang signifikan. “Dalam satu jam, perahu ini mampu membersihkan hingga 400 kilogram sampah atau eceng gondok. Ini sangat membantu mengembalikan kelestarian perairan dan meningkatkan manfaat ekonominya bagi masyarakat,” imbuh Kadispenad.

Ke depan, TNI AD akan menerapkan pola yang sama di Bali, meskipun dibutuhkan jumlah ponton yang cukup banyak untuk menangani persoalan sampah di wilayah perairan Pulau Dewata. “Kami berharap Bali akan kembali bersih dan cantik, serta inovasi ini bisa menjadi solusi bagi daerah lain yang menghadapi masalah serupa,” tuturnya.

Saat ini, TNI AD telah memiliki 19 unit perahu ponton dan akan mendapat tambahan 100 unit lagi dari _Co-Founder Bali Ocean Days_, Paskal Philippe. “Berapapun jumlahnya, yang terpenting adalah semangat dan keseriusan kita dalam menjaga kebersihan perairan. Dengan langkah nyata ini, kawasan perairan Indonesia bisa kembali bersih dan indah,” imbuhnya lagi.

Ditambahkan pula oleh Brigjen Wahyu bahwa sistem kerja perahu ponton ini diawali dengan menyapu sampah atau eceng gondok di perairan menggunakan conveyor, kemudian dibawa ke darat untuk dimasukkan ke dalam truk. “Harga per unit perahu ponton ini di kisaran 300 hingga 400 juta rupiah,” ungkapnya.

Paskal Philippe pun menyambut baik inisiatif ini dan memastikan bahwa pihaknya akan bermitra dengan TNI AD untuk memproduksi 100 unit ponton di Bengpuspalad. “Target kami, 100 unit ponton dapat diproduksi di Bengpuspalad tahun ini dan segera dioperasikan di seluruh wilayah Indonesia, terutama di Bali,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa proyek ini mendapat banyak perhatian dari berbagai pihak dan pihaknya siap mencarikan sponsor untuk mendukung produksi lebih banyak ponton demi kelestarian lingkungan.

Dengan inovasi ini, diharapkan semakin banyak perairan di Indonesia yang terbebas dari pencemaran, sehingga ekosistem tetap terjaga dan bisa dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat. (Rk/Dispenad)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *